Bubur Suruh Warisan Sunan Bonang |
Tradisi unik tahunan setiap bulan Ramadan di
makam Sunan Bonang, Tuban, Jawa Timur. Tradisi tersebut adalah memasak bubur
suruh dalam porsi yang besar.
"Bubur suruh kalau Ramadan untuk takjil berbuka puasa," kata Juru
Kunci Makam Sunan Bonang, Abdul Muchith ketika di temui di kompleks makam Sunan
Bonang, Tuban, Jawa Timur.
Setiap pengunjung makam akan ditawari bubur suruh tersebut. Untuk memasaknya diperlukan waktu dan tenaga yang tak sedikit. Masakan khas ini biasa dibuat dalam wajan berukuran besar.
Maka dari itu, saat memasak perlu bantuan dari banyak orang untuk bergantian mengaduk. Selain itu, butuh waktu lama untuk menunggu sampai air mengering. "Biasanya pakai wajan besar dua. Jam lima sore sudah matang, tuturnya.
Bubur tersebut bertekstur lembut, warnanya kuning kecokelatan. Rasanya cukup gurih dan beragam. Bubur suruh terbuat dari tepung beras, santan kelapa, bumbu gurih, kayu manis, balungan (tulang sapi dengan sedikit daging) dan lemak.
"Itu satu makanan tapi mencakup semuanya, memenuhi persyaratan gizi dan rasa. Dari beras, dikasih bumbu, daging-daging kemudian diaduk mulai Dzuhur sampai menjelang waktu berbuka puasa," ucapnya.
Biasanya tradisi ini berlangsung selama bulan Ramadan. Di mulai dari hari kedua Ramadhan dan diakhiri dua hari menjelang lebaran. Masyarakat akan datang ke samping kompleks makam beramai-ramai.
Setiap pengunjung makam akan ditawari bubur suruh tersebut. Untuk memasaknya diperlukan waktu dan tenaga yang tak sedikit. Masakan khas ini biasa dibuat dalam wajan berukuran besar.
Maka dari itu, saat memasak perlu bantuan dari banyak orang untuk bergantian mengaduk. Selain itu, butuh waktu lama untuk menunggu sampai air mengering. "Biasanya pakai wajan besar dua. Jam lima sore sudah matang, tuturnya.
Bubur tersebut bertekstur lembut, warnanya kuning kecokelatan. Rasanya cukup gurih dan beragam. Bubur suruh terbuat dari tepung beras, santan kelapa, bumbu gurih, kayu manis, balungan (tulang sapi dengan sedikit daging) dan lemak.
"Itu satu makanan tapi mencakup semuanya, memenuhi persyaratan gizi dan rasa. Dari beras, dikasih bumbu, daging-daging kemudian diaduk mulai Dzuhur sampai menjelang waktu berbuka puasa," ucapnya.
Biasanya tradisi ini berlangsung selama bulan Ramadan. Di mulai dari hari kedua Ramadhan dan diakhiri dua hari menjelang lebaran. Masyarakat akan datang ke samping kompleks makam beramai-ramai.
Mereka akan bahu-membahu bekerjasama untuk memasak bubur tersebut. Biasanya
juga menjelang waktu berbuka puasa, beberapa orang membawa berbagai kuah.
Biasanya kuah tersebut akan dibagi-bagi untuk dicampur di makanan untuk berbuka
puasa tersebut.
"Biasanya orang-orang datang membawa banyak macam kuah. Dicampur kuah apapun itu enak. Dicampur rawon, kuah pecel, sayur asem, apa aja enak," ujarnya.
Tak bisa diketahui bermula sejak kapan tradisi memasak berbarengan bubur suruh ini mulai ada. Namun yang jelas, tradisi ini diduga masyarakat merupakan warisan dari era Sunan Bonang. Sebab dari cita rasanya, ada cara pengolahan khas Timur Tengah.
"Biasanya orang-orang datang membawa banyak macam kuah. Dicampur kuah apapun itu enak. Dicampur rawon, kuah pecel, sayur asem, apa aja enak," ujarnya.
Tak bisa diketahui bermula sejak kapan tradisi memasak berbarengan bubur suruh ini mulai ada. Namun yang jelas, tradisi ini diduga masyarakat merupakan warisan dari era Sunan Bonang. Sebab dari cita rasanya, ada cara pengolahan khas Timur Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar