Senin, 31 Juli 2017

Menelisik Tiga Pusaka Ampuh Warisan Kanjeng Sunan Kalijaga

Kanjeng Sunan Kalijaga merupakan satu dari sembilan wali penyebar ajaran Islam di tanah Jawa. Sunan bernama lain Raden Said ini dikenal dengan dakwahnya yang tak menghilangkan budaya asli masyarakat Jawa kala itu.
Konon Sunan Kalijaga memiliki ilmu kanuragan tinggi yang diperolehnya atas seizin Allah. Beberapa kelebihan Sunan Kalijaga diantaranya mampu memunculkan mata air di tempat yang gersang, mengeluarkan api dari dalam tanah dan beberapa karomah lainnya.
Sunan Kalijaga juga memiliki pusaka-pusaka yang selalu menemaninya dalam setiap perjalanan dakwahnya di tanah Jawa. Beberapa diantaranya berhasil tersimpan dan dirawat oleh pewarisnya, sementara yang lain disebut-sebut hingga saat ini belum diketemukan serta masih tersimpan di tanah Demak Jawa Tengah (Jateng). Berikut beberapa pusaka yang dimiliki Sunan Kalijaga.
Ontokusumo
Benda ini merupakan sebuah kain berbentuk rompi. Konon rompi ini merupakan peninggalan dari Nabi Muhammad yang diwariskan secara turun temurun dan sampailah ke tangan Sunan Kalijaga.
Ontokusumo didapatkan Sunan Kalijaga setelah ia khatam Al Quran pada malam Jumat legi. Saat itu Sunan Kalijaga bersama wali lain tengah berkumpul di Masjid Agung Demak dan tiba-tiba mendapati sepucuk surat yang berisi pesan jika ia akan memperoleh hadiah berupa rompi terbuat dari kulit kambing peninggalan Nabi Muhammad.
Keris Kyai Carubuk
Pusaka Sunan Kalijaga ini berupa keris bernama Kyai Carubuk. Keris luk (lekuk) 17 ini dibuat oleh sahabat Sunan Kalijaga bernama oleh Empu Supa Mandagri, seorang pande besi kenamaan dari Kerajaan Majapahit.
Saat pembuatannya konon Sunan Kalijaga hanya menyerahkan bahan mentah berupa besi seukuran biji salak. Dengan keterampilan dan kekuatan kanuragan yang dimiliki Empu Supa Mandagri akhirnya keris tersebut dapat rampung digarap.
Kyai Carubuk ini ditempa dengan bara dari sumber api abadi Merapen di Godong, Kabupaten Grobogan, Jateng. Konon Empu Supa Mandagri membuat Kyai Carubuk ini bukan dengan alat pemukul namun hanya menekan-nekan besi menggunakan jari tangannya.
Tongkat Kalimasada
Sunan Kalijaga memiliki sebuah tongkat yang selalu setia menemani setiap pengembaraannya. Dari tongkat ini banyak peristiwa di luar nalar terjadi, seperti terciptanya mata air maupun munculnya api dari dalam tanah setelah benda pusaka tersebut ditancapkan ke bumi.
Konon tongkat warna hitam milik Sunan Kalijaga berasal dari kayu Kalimasada. Pohon kayu Kalimasada ini berasal dari Pulau Karimunjawa, Jepara, Jateng. 


Tameng Badan, Ilmu Warisan Kanjeng Sunan Kalijaga

Dalam perjalanan berdakwah untuk menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, Sunan Kalijaga  di mana pada masa   itu tanah Jawa banyak pendekar/jawara yang memiliki beragam ilmu kesaktian, beliau merasa perlu untuk membekali para murid, sahabat, saudaranya dengan beragam ilmu kesaktian. Tak lain dengan tujuan agar para murid yang baru saja memeluk agama Islam (mualaf)  semakin yakin dengan keyakinannya. Kalau kalah, bisa dipastikan keyakinan mereka lama-lama akan meluntur.

Salah satu yang ilmu diajarkan Sunan Kalijaga adalah Ajian Kamara Geni yang memiliki tuah menolak, menangkal, dan mengembalikan kiriman energi jarak jauh dari seseorang yang berniat jahat (dikenal dengan nama Santet, teluh, tenung, ragam ajian-ajian penyerang/pemukul jarak jauh dsb). Ajian Kamara Geni ini, oleh Sunan Kalijaga diturunkan kepada  Ki Ageng Sebayu dan Ki Gede Pekalongan, juga berfungsi untuk menghantam jin yang bersifat syetan / nakal dan berniat jahat.

Laku ajian ini, versi Sunan Kalijaga sebagai berikut:
1. Puasa mutih 3 hari atau boleh juga 7 hari, puasa dimulai hari weton anda.
2. Laksanakan sholat lima waktu dan
3. sesudah sholat membaca 7 x doa ajian ini dengan posisi kepala di bawah  (Jawa: topo ngalong/posisi kelelawar).

Mantra  Ilmu Kamara Geni, yang harus dibaca:  
bismilahirohmanirohim
Doa bali sumpah waliyullah anamuka badan ya Rasulullah. Allohumma yaa bali yaa bali yaa bali sakudung ingsun. Kulhu kamara geni tutup bali, balika balika balika balkum balkum balkum.

Usai mengamalkan biidznillah anda akan kebal santet luar dalam. Anda juga bisa melindungi/mengobati orang lain dengan cara membaca doa di atas 7 x tiupkan ke segelas air putih dan meminumkan air putih kepadanya.
Bila saudara ingin mengamalkannya, dipersilahkan dan tentu saja jangan lupa untuk mengirim al fatihah khususnya kepada Rasulullah SAW dan kepada Sohibul ijasah Sunan Kalijaga dan pengijazah2 lain hingga ajian ini sampai kepada kita.



Rajah Agar Segala Permohonannya Terkabul


Barang siapa yang ingin segala permohonannya dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka kita hendaknya harus melakukan puasa tiga hari, kemudian setelah sholat Shubuh disarankan untuk menulis rajah seperti di atas.


Rajah ditulis dengan menggunakan minyak misik, air bunga mawar, zat’faron yang divampur dengan air hujan lalu dilanjutkan dengan menjalankan shalat Hajat dua re’kaat, dan rajah diletakkan di depan saat kita menjalankan sholat. Setelah shalam membaca dzikir menurut yang dikehendaki, lalu berdoa memohon dengan menyebutkan apa yang dikehendaki, lalu berdo’a dengan menyebutkan apa yang dihajatkannya. Baik hajat dunia atau hajat akhirat.

Rajah Kerezeqian


Dalam agama Islam berusaha mencari risqi itu sangat dianjurkan dan disarankan. Sebab risqi tidak akan datang dengan sendirinya atau otomatis tanpa memeras tenaga dan akal pikiran. Demikian juga risqi tidak akan turun sendiri dari langit, sementara orang hanya berpangku tangan dan berdiam diri saja.

Itulah sebabnya, kita disarankan dan dianjurkan untuk berusaha mencari risqi. Tetapi kita harus tahu, bahwa risqi itu adalah milik Allah. Karenanya, di samping kita usaha mencari sendiri, tapi kita tidak diperbolehkan meninggalkan ajaran Islam, yakni berdoa memohon  kepada Allah, agar supaya diberi kemudahan dalam mencari risqi. Selain hal tersebut, kita juga berusaha melalui berbagai macam cara dan mengikuti petunjuk para winasis (ahli}.

Salah satu petujunjuk yakni, melafal Rajah yang memiliki khasiat dalam hal usaha. Barang siapa ingin usahanya maju , maka tulislah rajah seperti di  pada kertas, lalu dilipat yang rapi untuk kemudian ditaruh pada barang dagangan atau di tempat pertaniannya. Insyaallah usaha Anda akan bertambah maju  serta dapat menguntungkan bagi siapapun yang memiliki rajah tersebut.

Senin, 24 Juli 2017

Jejak Mistis Pusaka Peninggalan Leluhur


Dalam dunia pusaka, dapat kita dengar dan jumpai bahwa, banyak pusaka-pusaka yang
berbentuk keris dan tombak yang berasal dar ialam gaib, terutama di Jawa
Timur, Jawa Tengah dan di Jawa Barat 
dan sekitarnya. 

Keberadaan 
pusaka gaib di suatu tempat biasanya akan menjadikan tempat tersebut
bersuasana wingit atau angker, sesuai perwatakan masing-masing pusaka.
Bila pusaka tersebut memiliki pembawaan 'panas' dan berwibawa, maka
biasanya tempatnya berada akan berkesan angker. Sebaliknya, bila
pusaka tersebut berkarakter halus dan teduh, maka biasanya tempatnya
berada akan berkesan wingit. Masing-masing pusaka gaib itu juga dijaga
oleh sesosok mahluk halus, biasanya bangsa jin, yang menjadikan pusaka
tersebut sebagai jimat / pusakanya.

Ditinjau dari kualitas fisik dan kegaibannya biasanya pusaka-pusaka di 
alam gaib di wilayah Jawa Timur secara umum lebih baik dibandingkan
yang ada di wilayah Jawa Tengah dan Jakarta atau Jawa Barat.

Pusaka-pusaka di alam gaib Jawa Timur banyak yang memiliki
hiasan-hiasan mewah, banyak yang bertatahkan emas dan intan, berwibawa
dan berkesaktian tinggi. Biasanya adalah peninggalan jaman kerajaan
Kediri, Singasari atau Majapahit atau milik para bangsawan Kediri,
Singasari dan Majapahit jaman dulu. Sedangkan yang berada di Jawa
Tengah biasanya bentuknya lebih sederhana. Tidak banyak yang memiliki
hiasan mewah. Kualitas kegaibannya juga tidak sebaik yang di Jawa
Timur, apalagi yang dibuat pada jaman Demak dan Mataram Islam.
Sebagian pusaka di Jawa Tengah yang berhiasan mewah dan berkesaktian
tinggi, kebanyakan asalnya adalah pusaka dari Jawa Timur yang
dipindahkan ke Jawa Tengah pada jaman kerajaan Demak dan Pajang atau
dipindahkan oleh gaib-gaib penjaganya dari Jawa Timur ke Jawa Tengah.

Pusaka-pusaka di alam gaib kota Jakarta dan Jawa Barat banyak yang
menampilkan kesan berwibawa dan angker. Biasanya adalah peninggalan
orang-orang jaman kerajaan Cirebon dulu. Sedangkan yang memiliki
hiasan-hiasan mewah, bertatahkan emas dan intan, dan berkesaktian
tinggi, kebanyakan asalnya adalah pusaka dari Jawa Timur yang
dipindahkan sampai ke Jakarta dan sekitarnya oleh gaib-gaib
penjaganya.

Di alam gaib Jawa Barat, kota Jakarta dan sekitarnya juga banyak
ditemukan jenis-jenis senjata / pusaka berbentuk kujang, pedang
panjang dan golok, tetapi jumlahnya tidak banyak.
Yang berbentuk kujang ada 3 jenisnya, yaitu yang logamnya putih
seperti baja, kuning seperti kuningan dan yang hitam yang dalam
pembuatannya logamnya ditempa seperti pembuatan keris. Yang paling
banyak ditemukan di alam gaib adalah kujang yang berwarna hitam,
sebagiannya berpasangan dengan yang berwarna putih atau kuning.
Pedang panjang yang dari alam gaib ada 2 jenisnya, yang logamnya
keras, kebanyakan bekas milik tentara Jepang dulu, dan yang logamnya
lentur hingga bisa dilingkarkan di pinggang, biasanya buatan negeri
Cina.
Golok-golok di alam gaib sebagian beraksara Arab (seperti golok Ciomas).
Masing-masing pusaka gaib itu juga dijaga oleh sesosok mahluk halus,
biasanya bangsa jin, yang menjadikan benda-benda tersebut sebagai
jimat / pusakanya.

Selain benda-benda berukuran besar, banyak juga benda-benda jimat
dalam bentuk keris-keris dan golok kecil (yang bisa dimasukkan ke
dalam dompet), batu cincin, jimat rajahan, dsb, di alam gaib.
Kebanyakan adalah jimat para pendekar dan jawara jaman dulu.
Masing-masing benda tersebut biasanya juga dijaga oleh sesosok mahluk
halus, biasanya bangsa jin, yang menjadikan benda tersebut sebagai
jimat / benda koleksinya.

Pusaka-pusaka tombak dan keris yang berasal dari alam gaib ada 2
macamnya, dikenali pada saat pertama penarikannya.

Yang pertama adalah yang asli dari alam gaib. Biasanya badan kerisnya
berwarna hitam atau warna lain sesuai aslinya dan tidak ada bagian
yang berwarna coklat karatan, apalagi keropos karatan. Biasanya
gagang, sarung kayu dan perlengkapan aksesories lainnya masih utuh dan
dalam kondisi baik tidak termakan cuaca dan usia.

Yang kedua adalah pusaka yang ditarik dari alam gaib, tetapi
sebenarnya tidak sungguh-sungguh berasal dari alam gaib. Biasanya
badan kerisnya berwarna coklat atau hitam kecoklatan seperti besi
karatan atau ada bagian yang berwarna coklat karena karatan. Jenis ini
biasanya adalah keris yang diselubungi oleh gaib, sehingga tidak
tampak mata manusia. Jadi secara fisiknya keris tersebut sebenarnya
masih berada di dunia manusia (dan bisa karatan), tetapi diselubungi
oleh gaib (halimunan), sehingga tidak kelihatan mata manusia. Biasanya
juga gagang kayu dan sarungnya sudah tidak ada, sudah rusak / hancur
termakan cuaca dan usia. Jenis ini biasanya tingkat kesaktian gaibnya
rendah. Mungkin dulunya adalah pusaka milik para petani atau prajurit
berpangkat rendah. Jenis ini biasanya cukup mudah ditarik dengan
tenaga dalam atau amalan gaib dan tidak perlu sesaji.

Mustika, pusaka dan benda-benda lain dari alam gaib yang berhasil
ditarik ke alam manusia, biasanya akan mengeluarkan bau harum seperti
bau harum bunga melati pada saat pertamanya di dunia manusia. Bila
disentuh dengan tangan, bau harum yang menempel di tangan tersebut
tidak akan mudah hilang dalam sehari dua hari, walaupun sudah mencuci
tangan. Ada juga yang memancarkan hawa panas jika dipegang dengan
tangan.

Benda-benda pusaka dan benda gaib lain yang berada di alam gaib,
sebagian adalah karena isi gaibnya sendiri yang membawa benda gaibnya
masuk ke alam gaib, atau karena pernah ada kejadian bencana alam
seperti gunung meletus atau tanah longsor yang menjadikan benda-benda
tersebut tertimbun tanah, yang kemudian akan dibawa masuk ke alam gaib
oleh sosok-sosok halus penjaganya sebagai benda pusakanya.



Tameng Gaib, Rajah Kalacakra

Ilmu Warisan leluhur Nusantara, Rajah Kalacakra merupakan senjata gaib yang bisa untuk membinasakan lawan yang sakti. Rajah Kalacakra ini, konon banyak digunakan oleh para prajurit kerajaan di jawa pada masa lalu. Hal ini diyakini bahwa, Rajah Kalacakra dapat dipergunakan sebagai  bentengi diri. Menurut tokoh spiritual Gus Cokro Santri ST, Ilmu Kalacakra  merupakan gabungan antara rapalan mantra jawa dan aliran Budha. Rajah Kalacakra  ini akan memiliki efek yang maksimal jika dituliskan pada daun dan kulit binatang, khususnya pada kijang, dan ingat, rajah ini kurang baik jika ditulis pada sebuah benda berbahan logam serta batu.

Rajah Kalacakra sebenarnya turunan dari ajaran Buddha Vajrayana yang dulu berkembang di Nusantara, Sejak jaman kehancuran Majapahit, para praktisi aliran Vajrayana di bumi nusantara dipaksa mengadopsi agama dari arab, sehingga semua prakteknya tidak lagi dilakukan di tempat terbuka yang kebanyakan candi pemujan banyak yg dihancurkan, melainkan prakteknya secara diam-diam di tengah malam supaya tidak kedengaran, jadi dilakukan di batin saja, makanya disebut kebatinan.
Aliran Vajrayana di tanah Nusantara dulunya sangat hebat sakali bahkan banyak dijumpai para praktisi dari Tibet datang ke Nusantara untuk belajar dan dibawa ke negaranya, misalnya dari guru besar Dharmakitri Atisha yang menjadi pendiri salah satu aliran dan empat aliran utama di tibet.
Dalam aliran Vajrayana/Tantrayana, Kala adalah salah satu pelindung Dharma yang berkuasa atas waktu (Wheel of Time). pada negara tibet juga di kenal dengan Kalacakra namun mempunyai manfaat untuk melakukan kultivasi secara spiritual dan merupakan salah satu Sadhana tingkat tinggi dalam aliran Tantra.
Jika Anda mempunyai atau ditawarkan rajah ini pada kertas atau logam, berarti itu hanya sebuah aksesoris biasa yang fungsinya tidak ada. Tentu anda mengetahui tata cara kejawen yang mengharuskan pengijazahan ilmu kepada murid yang biasanya dilakukan dengan menulis tangan.
Rajah ini memiliki manfaat yang beragam, namun yang paling inti dari rajah ini adalah untuk membentengi diri. Beikut ini manfaat rajah ini pada berbagai aspek kehidupan:
1.    Sebagai Tameng untuk menghacurkan kekuatan lawan
2.    Sebagai pantulan jika ada ilmu ghaib yang menyerang kita
3.    Mengusir mahluk halus dengan cara memasang di tempat yang dirasa angker
4.    Sebagai pagar gaib rumah Anda
5.    Tolak Bala akan penyakit gaib
6.    Menghalau niat jahat
Biasanya rajah ini berwujud berupa sinar yang berputar dan terletak pada dada pemiliknya. bagi yang sudah bisa meihat alam gaib akan bisa melihat wujud rajah ini.
Anda pasti tahu jika rajah ini merupakan warisan leluhur yang turun temurun dari generasi kegenerasi, oleh sebab itu keaslian rajah ini juga harus patut anda ketahui. Berikut ini langkah-langkah untuk memperoleh rajah kalacakra secara sempurna:
#Pertama – Puasa sunnah 40 hari
#Kedua – Selama berpuasa, sehabis shalat fardlu dibaca 5 kali
#Ketiga – Sehabis shalat Hajat dibaca 41 kali (khusus jika Anda ingin mempelajari Ajian ini)
#Keempat – Selesai berpuasa baca 5 kali sehabis sholat fardlu
Berikut ini bacaan ajian kalacakra yang dimaksud:
Hong Ilaheng, Sang Hyang Kala Kang Katon Sun umadep, sun umarep, singkir sumingkir, keno sanjato Prabu Kresna.
1.    “YaMaraja – jamara Ya”
2.    “Yamarani – Nirama Ya”
3.    “YaSilapa – Palasi Ya”
4.    “YaMidosa – Sadomi Ya”
5.    “YaDayuda – Dayuda Ya”
6.    “YaSiyaca – Cayasi Ya”
7.    “YaSimaha – mahasi Ya”




Sabtu, 22 Juli 2017

Mengenali Sososk Khodam Pendamping

Dunia spitual istilah Khodam hal yang tidak asing lagi. Bab khodam dikenal sebagai  sesosok mahluk halus yang bisa dimintai bantuan  oleh manusia. Jenis mahluk gaib ini bisa dari jenis apa saja, bisa bangsa jin, kuntilanak, gondoruwo, sukma manusia  khodam ilmu / pendamping, atau pun dipanggil / dihadirkan (ilmu

hadiran) untuk diperintah melakukan perbuatan gaib tertentu.

Ada banyak sekali mahluk halus di bumi ini. Yang disebut khodam adalah
mahluk halus yang bisa dimintai bantuan gaibnya (diperintah) oleh
seseorang untuk melakukan suatu perbuatan gaib tertentu. Jika mahluk
halus itu tidak bisa atau tidak mau dimintai bantuan gaibnya (tidak
mau diperintah), maka mahluk halus itu tidak disebut khodam, hanya
mahluk halus biasa saja.

Dan suatu benda disebut berkhodam jika mahluk halus yang berdiam di
dalamnya bisa dimintai bantuannya (diperintah) untuk melakukan suatu
perbuatan gaib tertentu atau bendanya memberikan tuah kegaiban
tertentu bagi pemakainya. Jadi jika mahluk gaib di dalamnya tidak bisa
diperintah atau bendanya tidak memberikan tuah gaib tertentu bagi
pemiliknya, maka benda itu tidak bisa disebut benda berkhodam, hanya
benda biasa saja yang berpenghuni gaib, dan juga tidak bisa menjadi
jimat atau pusaka bagi seseorang.

Bagi mereka yang mempelajari atau diberi ilmu-ilmu gaib, sudah umum
bila mereka berkaitan dengan mahluk gaib, ada penyatuan secara
langsung maupun tidak langsung, antara dirinya dengan gaibnya,
disadari ataupun tidak. Mahluk gaib itu bisa mendampinginya sebagai
khodam pendamping, atau didatangkan (dihadirkan) untuk diperintah
melaksanakan tujuan dari ilmu gaibnya, seperti untuk keselamatan gaib,
kekuatan / kesaktian, pelet, santet, guna-guna, pengasihan, penglaris
dagangan, dsb. Jenis-jenis ilmu inilah yang biasa disebut sebagai ilmu
khodam, yaitu yang menggunakan jasa gaib lain sebagai kekuatan
ilmunya. Secara langsung ataupun tidak langsung, disadari ataupun
tidak, orang itu menyatu dengan roh tersebut dan kekuatan ilmunya
menjadi sebanding dengan penyatuannya dengan roh itu.

Tingkat kemanjuran ilmunya tergantung pada tingkat penyatuan seseorang
dengan khodamnya dan tingkat kemampuannya mengsugesti khodamnya.

Kekuatan ilmunya tergantung pada kekuatan sugesti seseorang pada
ilmunya dan kekuatan gaib khodamnya itu sendiri.



Laku Spiritual Membangkitkan Ilmu Kebatinan

Dalam dunia spiritual, lelaku atau mengolah kekuatan kebatinan banyak dilakukan denganberbagai kegiatan-kegiatan yang panjang dan membosankan, seperti laku puasa (puasa mutih, ngrowot, ngebleng, pati geni), menyepi, laku prihatin dan tirakat, semadi / meditasi, tapa brata, pembacaan amalan / doa kebatinan, dsb. Seringkali laku-laku tersebut dianggap hanya sebagai keharusan / formalitas ilmu, dan tidak banyak orang yang dapat merasakan manfaatnya secara langsung, karena tidak banyak orang yang dapat mengukur kekuatan kebatinan yang telah dicapainya.
Akibatnya, mereka yang mempelajari kebatinan, terutama kalangan muda, akan membelokkan perhatiannya untuk tidak menekuni olah kekuatan kebatinan, tetapi menekuni ilmu-ilmu kebatinan saja, seperti ilmu-ilmu untuk kekuatan / kesaktian (kanuragan), pengasihan, pelet, pelaris dagangan, pengobatan gaib, dsb. Pelajaran ilmu-ilmu itu memang lebih menyenangkan, dapat segera dilihat hasilnya, dan dapat dipraktekkan / dipertunjukkan kepada orang lain. Dengan demikian kemudian mereka berbelok menjadi menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam saja, termasuk ilmu gaib yang berlatar belakang kebatinan atau agama dan tenaga dalam. Tujuan dalam mempelajari ilmu gaib penekanannya adalah langsung pada hasil yang ingin dicapai, yaitu keberhasilan dalam menguasai dan mempraktekkan ilmu-ilmu gaib tertentu sesuai tujuannya berilmu, bukan untuk mengoptimalkan potensi diri atau mengolah kebatinan, juga dalam pembelajarannya tidak diperlukan filosofi-filosofi kebatinan untuk membentuk kerohanian / kebatinan pelakunya.
Dengan kata lain, ilmu gaib adalah jenis ilmu terapan, yaitu ilmu yang tujuan mempelajarinya adalah untuk langsung bisa mempraktekkan kegaiban, untuk langsung bisa melakukan perbuatan-perbuatan gaib, dengan mengamalkan mantra-mantra atau amalan gaib. Jenis keilmuan ini tidak dijalani dengan laku kebatinan seperti yang dilakukan oleh orang-orang kebatinan, walaupun ada juga lakunya yang mirip, tapi tidak persis sama. Kebanyakan jenis keilmuan ini dilakukan orang sebagai jalan pintas untuk bisa cepat memiliki kemampuan gaib dan langsung mempraktekkannya, dengan hanya menghapalkan dan mewirid mantra / amalan gaib. Karena tujuannya adalah bukan untuk mengolah potensi kebatinan dan laku yang dijalani juga tidak persis sama dengan laku kebatinan, maka jenis ilmu gaib dan ilmu khodam ini tidaklah sama dengan ilmu kebatinan. Kepekaan rasa dan batin, peka sasmita / wangsit, kekuatan kebatinan / spiritual, dsb, yang bisa mengantarkan seseorang menjadi mumpuni dalam hal kebatinan dan kegaiban, linuwih dan waskita, dan kekuatan sukma yang mampu berkuasa atas roh-roh gaib tanpa perlu bantuan khodam, tidak akan dicapai dengan menjalani keilmuan ini.

 Dalam keilmuan gaib dan khodam ada juga mantra-mantra seperti dalam ilmu kebatinan yang terkait dengan pendayagunaan roh sedulur papat sebagai khodam bagi seseorang. Tetapi ilmu itu hanya akan bekerja jika sedulur papat seseorang sudah cukup kuat, sehingga bisa menjadi khodam baginya. Pada masa sekarang kondisi kuatnya sedulur papat itu, sekalipun seseorang mengikuti perkumpulan kebatinan, kelihatannya akan sulit dicapai, karena pembelajarannya dan orientasi pesertanya sudah banyak berubah, tidak lagi berorientasi pada laku memperkuat kebatinan, tetapi mengarah pada keinginan untuk menguasai ilmu gaib saja, yang di Jawa bisa mewujud dalam bentuk aliran ilmu gaib kejawen atau aliran Islam kejawen. Karena itu kegaiban yang kemudian bekerja bukanlah berasal dari sedulur papatnya, tetapi dari khodam yang dibekalkan kepada masing-masing pesertanya.

Pada jaman dulu orang mengikuti perkumpulan kebatinan seperti yang sekarang dikenal seperti Sapto Darmo, Pangestu, dsb, bukan semata-mata sebagai olah keilmuan kebatinan, tetapi merupakan laku ketuhanan, sehingga para peserta yang menekuninya bisa memiliki kebatinan yang kuat. Sedangkan pada masa sekarang orang sudah menganut agama sendiri-sendiri, sehingga kepengikutannya dalam perkumpulan-perkumpulan kejawen seperti itu tidak lagi ditekuni dengan semestinya, bukan lagi menjadi sarana laku ketuhanan, tetapi mengarah pada keinginan atas keilmuan gaib saja. Akibatnya para pesertanya tidak lagi memiliki kekuatan kebatinan yang tinggi seperti yang seharusnya. Karena itu lakunya kemudian bukan lagi untuk olah kebatinan, tetapi mengarah pada keilmuan gaib saja, dan kekuatan gaibnya, walaupun juga ada menggunakan mantra-mantra sedulur papat, tetapi yang bekerja bukanlah sedulur papatnya, tetapi adalah khodam ilmu yang dibekalkan kepada masing-masing pesertanya.

Orang-orang yang menjalani ilmu gaib dan ilmu khodam juga bisa peka rasa dan mengerti kegaiban, dan mempunyai kekuatan gaib, tetapi kebanyakan kadarnya rendah, hanya akan sama dengan tingkatan dasar dalam olah kebatinan. Kelebihan utama ilmu gaib dan ilmu khodam adalah pada usaha yang lebih mudah dalam mempelajarinya, yaitu dengan hanya menghapalkan dan mewirid mantra / amalan ilmu gaib saja. Dalam tempo yang relatif singkat orang akan sudah bisa mempraktekkan kemampuannya dalam keilmuan gaib dengan hanya mengamalkan amalan dan mantra dan khodam ilmu yang dibekalkan kepada mereka. Sebenarnya, ilmu gaib dan ilmu khodam adalah bagian dari ilmu kebatinan, yaitu bagian dari ilmu kebatinan yang menekankan pada kekuatan sugesti (disebut ilmu sugesti, yaitu praktek ilmu yang menekankan pada kemampuan bersugesti pada kekuatan pikiran, atau kekuatan mengsugesti amalan gaib dan mantra dan kekuatan mengsugesti khodamnya).

Dalam mengamalkan ilmu-ilmu tersebut juga digunakan kekuatan / fokus batin untuk mengsugesti amalan-amalan gaib dan mantra dan untuk mengsugesti kegaiban khodamnya. Tetapi biasanya tujuan orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam adalah murni untuk keberhasilannya mempraktekkan keilmuan gaib, bukan dalam rangka olah laku kebatinan atau spiritual, walaupun berlatar belakangkan kebatinan atau agama. Ada juga pada masa sekarang perguruan dan orang-orang yang mengajarkan ilmu persilatan dan keilmuan gaib. Sekalipun juga mengajarkan kerohanian / agama dan tenaga dalam, tapi tidak mengajarkan olah batin untuk mengolah kegaiban sukma. Dalam hal ini perguruan tersebut tidak termasuk sebagai aliran / perguruan kebatinan, tetapi tergolong sebagai perguruan silat saja, atau perguruan ilmu gaib dan ilmu khodam saja, walaupun berlatar belakangkan kebatinan atau agama dan tenaga dalam.

 Tujuan utama orang-orang yang menekuni kebatinan adalah murni untuk laku kebatinan atau untuk kesaktian kanuragan, bukan untuk tujuan keilmuan gaib, tetapi kegaiban sukma mereka yang berasal dari penghayatan kebatinan itu juga bisa digunakan untuk tujuan keilmuan gaib. Di antara mereka juga ada yang berkecimpung di bidang keilmuan kesaktian. Mereka juga menekuni olah kanuragan, tenaga dalam, dsb, dan setelah kegaiban sukma mereka disatukan dalam keilmuan kesaktian mereka, menyebabkan kekuatan keilmuan mereka menjadi tinggi. Kekuatan keilmuan gaib pada orang-orang tersebut terutama adalah berasal dari kegaiban sukma mereka sendiri, ditambah dengan olah kanuragan, tenaga dalam, dan kekuatan sugesti ilmu gaib dan khodam. Sedangkan tujuan orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam biasanya adalah murni untuk keberhasilan menguasai / mempraktekkan keilmuan gaibnya itu, bukan dalam rangka laku kebatinan dan spiritual.

Dengan demikian ilmu gaib dan ilmu khodam ini bersifat ilmu terapan yang menekankan pada keberhasilan prakteknya. Sekalipun dalam pembelajarannya berlatar belakang kerohanian atau agama dan tenaga dalam, tetapi kekuatan keilmuan gaib mereka terutama hanya dari kekuatan sugesti mereka pada amalan gaib dan mantra dan kekuatan mereka mengsugesti kegaiban khodamnya. Karena perbedaan-perbedaan dasar itulah maka dalam tulisan ini dilakukan pembedaan antara keilmuan yang berdasarkan kebatinan dan spiritual dan yang murni bersifat ilmu gaib dan ilmu khodam. Sekalipun dilakukan pembedaan, secara sepintas perbedaan ilmu gaib dan ilmu khodam dengan ilmu kebatinan akan kelihatan sangat tipis, karena semuanya berhubungan dengan kegaiban, dan karena di dalamnya juga ada mantra-mantra atau amalan-amalan gaib, puasa dan tirakat, maka pengertian dan istilah kebatinan, spiritual, ilmu gaib dan ilmu khodam, seringkali dianggap sama, walaupun sifat dasar keilmuannya berbeda. Tetapi ada satu hal pokok yang menyebabkan keilmuan kebatinan berbeda dengan yang murni berupa ilmu gaib dan ilmu khodam, yaitu :

 Pada orang-orang yang menekuni olah kebatinan, sugesti kebatinan mereka lebih ditujukan "ke dalam" (ke dalam batin sendiri), berupa penghayatan kebatinan yang juga menyentuh relung batin yang paling dalam, jiwanya, sukmanya, sehingga proses laku mereka "membangunkan" inner power, yaitu kekuatan dari batin, jiwa, sukma, yang setelah dijalani dengan olah kebatinan menjadikan kekuatan sukma dan kebatinan mereka tinggi. Dan kekuatan kegaiban sukma mereka jelas berbeda dibandingkan orang-orang lain yang tidak menekuni kebatinan. Sedangkan orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam, sugesti kebatinan mereka lebih banyak ditujukan "ke luar", yaitu difokuskan untuk mengsugesti amalan-amalan dan mantra ilmu gaib dan mengsugesti kegaiban khodam mereka, sehingga tidak membangun apa yang ada "di dalam", yaitu kekuatan dari batin, jiwa, sukma. Walaupun proses laku mereka itu juga menambah kekuatan sukma mereka, tetapi tidak banyak. Karena adanya perbedaan pokok di atas itulah, maka sekalipun para praktisi ilmu gaib dan ilmu khodam seringkali menyebut keilmuan mereka sebagai ilmu batin atau ilmu kebatinan, tetapi fakta-fakta di bawah ini akan membuktikan apakah keilmuan mereka benar merupakan ilmu batin / kebatinan.

Jika tidak mempunyai amalan ilmunya, atau tidak membacakan amalan ilmunya, atau lupa dengan amalan ilmunya, orang-orang yang menekuni kebatinan tetap dapat melakukan keilmuan gaib mereka dengan mengandalkan kemampuan mengsugesti kegaiban batin / sukma mereka (kekuatan niat dan kehendak), dan orang-orang yang menjalani keilmuan tenaga dalam tetap dapat menunjukkan kekuatan tenaga dalamnya. Sedangkan para praktisi ilmu gaib, kekuatan ilmunya ada pada kekuatan mengsugesti amalan ilmu dan mantra, sehingga tanpa amalan ilmu atau lupa mantranya seringkali mereka tidak dapat berbuat apa-apa (apa yang harus disugestikan kalau tidak punya amalannya atau lupa bunyi mantranya). Namun praktisi ilmu gaib berkhodam (dan yang mempunyai khodam ilmu / pendamping), tanpa amalan ilmunya atau lupa pada mantranya, kemampuan gaibnya akan tergantung pada khodamnya apakah khodamnya itu akan tetap berinisiatif bertindak walaupun tidak dibacakan amalan ilmunya. Jika khodamnya itu tidak berbuat apa-apa, maka mereka juga tidak mampu berbuat apa-apa.

 Masing-masing amalan gaib dan mantra mempunyai sifat dan latar belakang sendiri-sendiri, apakah bersifat kebatinan ataukah hanya bersifat kekuatan mantra saja. Untuk lebih menjamin keampuhannya maka dalam mengamalkan sebuah amalan gaib kita harus bisa menentukan apakah harus murni menekankan kekuatan mengsugesti mantra / amalan gaib, ataukah harus dengan mengsugesti kebatinan kita sendiri (menggerakkan kekuatan kebatinan), ataukah amalan itu harus langsung ditujukan kepada khodam ilmu / pendamping. Dalam mengamalkan suatu amalan gaib, minimal ada 2 macam pendekatan sugesti dalam melakukannya : Yang pertama adalah sugesti ilmu gaib dan ilmu khodam. Dengan model pendekatan ini sugestinya ditekankan pada bentuk dan bunyi amalan gaibnya, sehingga kalau amalan gaibnya salah, atau membacanya salah bunyinya, seringkali kegaibannya tidak bekerja, atau sekalipun ilmunya bekerja, biasanya tidak besar kegaibannya, apalagi kalau lupa mantranya.

 Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam mendasarkan kekuatan ilmunya pada kemampuan mengsugesti amalan gaib dan mantra, sehingga dalam membacakan amalan gaibnya tidak boleh salah, dan tidak boleh lupa dengan bunyi mantranya (apa yang harus diwirid kalau lupa mantranya ? ). (Karena fokusnya pada kemampuan mengsugesti amalan gaib, seringkali kegaiban yang terjadi tidak diketahui darimana asalnya, dari batinnya sendiri, dari khodam ilmu / pendamping, ataukah dari mahluk halus lain yang datang (juga tidak tahu mahluk halus yang datang itu apa, siapa, dan perwatakannya baik ataukah tidak). Yang dipentingkan adalah keampuhannya. Selama ilmunya itu bekerja, maka ilmunya itu dan khodamnya akan dikatakan ampuh, begitu juga sebaliknya, jika ilmunya tidak bekerja, maka ilmunya itu dan khodamnya akan dikatakan tidak ampuh). Yang kedua adalah sugesti kebatinan. Dengan model pendekatan ini sugestinya bersifat "ke dalam", yaitu ditujukan ke dalam batin sendiri, kepada sukmanya sendiri, atau langsung ditujukan kepada sosok-sosok gaib tertentu (khodam) yang menjadi tujuan amalan gaibnya.

Dengan cara ini akan terjadi kontak rasa dan kontak batin antara kebatinannya dengan sosok-sosok tersebut, sehingga walaupun bunyi amalan gaibnya salah atau salah membaca amalannya, selama ia bisa bersugesti batin seperti itu, bisa kontak rasa dan batin, maka kegaibannya akan tetap bekerja, karena batinnya atau khodamnya mengerti maksud dan tujuan sugestinya. Dengan sugesti kebatinan, walaupun lupa bunyi amalannya, kita tetap bisa menjalankan ilmunya dengan cara mengsugesti batin kita sendiri, atau sambat saja kepada khodam ilmu / pendamping. (Dengan cara-cara kebatinan kita akan tahu sendiri kegaibannya berasal darimana, apakah berasal dari sukma kita sendiri (roh pancer dan sedulur papat), ataukah dari khodam ilmu / pendamping, khodam keris / jimat, atau dari mahluk halus lain. Jika berasal dari mahluk halus lain kita juga akan tahu apakah perwatakannya baik ataukah tidak). Amalan keilmuan yang bersifat kebatinan sebaiknya kita lakukan dengan sugesti kebatinan untuk mengsugesti sukma kita (roh pancer dan sedulur papat) dan adanya kembangan-kembangan dalam amalan gaibnya akan memperkaya sugesti kebatinan kita.

 Amalan keilmuan yang berbahasa arab dilakukan dengan sugesti ilmu gaib / khodam, tidak boleh salah membacanya, dan tidak boleh lupa bacaan amalannya. Amalan keilmuan kejawen yang bekerjanya menggunakan khodam, dalam membacakan amalannya sebaiknya ditujukan langsung kepada khodamnya itu (atau kepada benda gaibnya). Ilmu-ilmu dalam ilmu kebatinan dapat sama dengan ilmu-ilmu dalam ilmu gaib dan ilmu khodam. Bedanya adalah pada sumber kekuatan ilmunya. Kegaiban yang dihasilkan dalam ilmu kebatinan berasal dari kegaiban sukmanya, ditambah dengan amalan-amalan, doa dan mantra sebagai sugesti yang menghasilkan kegaiban ilmu-ilmu kebatinan. Seandainya pun mereka memiliki khodam pendamping atau khodam ilmu, keberadaannya hanya sebagai penambah kekuatan ilmunya, kegaiban yang utama tetap berasal dari kekuatan kebatinannya.

 Sedangkan kegaiban dari ilmu gaib dan ilmu khodam terutama berasal dari kekuatan mengsugesti amalan-amalan, doa dan mantra, atau kekuatan mengsugesti kegaiban khodam ilmunya saja, bukan dari kekuatan kebatinannya dan tidak didasarkan pada olah batin / sukma. Dalam mengamalkan suatu amalan ilmu, misalnya amalan ilmu untuk kekuatan, pada seseorang yang menganut ilmu kebatinan, setelah ilmu tersebut diturunkan kepadanya, dalam penggunaannya orang tersebut masih harus menghayati isi dan arti amalan tersebut untuk menyelaraskan / mengsugesti batinnya supaya sukmanya dapat melakukan apa yang tersugesti dalam amalan ilmu tersebut. Kekuatan ilmunya tergantung pada kekuatan sukmanya dan penghayatan / sugesti dirinya dalam mengamalkan ilmu tersebut. Karena bersifat kebatinan, maka dalam mengamalkannya seseorang harus menghayati isi dan arti suatu amalan ilmu untuk menyelaraskan / mengsugesti batinnya supaya sukmanya dapat melakukannya sesuai yang tersugesti dalam amalan ilmu tersebut.

Kekuatan ilmunya tergantung pada kekuatan sukmanya dan penghayatan / sugesti dirinya dalam mengamalkan ilmu tersebut. Jadi yang utama harus dimiliki adalah kekuatan sukma dan penghayatan dan kemampuan sugesti untuk menggerakkan sukmanya menjalankan ilmu tersebut. Ilmu itu akan bekerja sesuai penghayatan seseorang pada bentuk ilmunya, walaupun tidak hapal dengan bacaan mantra / amalan ilmunya. Dan sugesti ilmu itu perlu dilatih secara berkala supaya ketajaman / keselarasan sukmanya dengan ilmunya itu tidak melemah. Salah satu kelebihan dalam olah kebatinan adalah adanya tahapan olah rasa dan sugesti, sehingga seseorang yang sudah menguasai ilmu rasa dan sugesti, maka dia akan dengan mudah mengsugesti batinnya, dan membentuk / menyelaraskan sukmanya sesuai penghayatan pada bentuk ilmunya, walaupun tidak hapal dengan bunyi mantranya. Dalam olah ilmu gaib dan ilmu khodam juga ada olah rasa, terutama ditujukan pada rasa ketika mengsugesti suatu amalan ilmu gaib. Secara kebatinan, seseorang tidak membutuhkan banyak amalan ilmu, tidak perlu mengkoleksi banyak amalan ilmu, karena yang paling utama adalah kemampuan sugesti dan pemahaman / penghayatan pada suatu bentuk keilmuan, tidak harus hapal bunyi mantranya, tapi harus tahu isi / sifat bentuk dan tujuan keilmuannya.

Dia juga akan dengan mudah menciptakan ilmu-ilmu baru sesuai pemahaman dari ilham yang didapatnya. Dan bila menemukan / menerima suatu amalan ilmu baru, dia akan dapat mengamalkannya sesuai kemampuannya mengsugesti sukmanya, walaupun tidak memiliki khodam ilmunya. Untuk memperkuat keilmuannya, secara kebatinan orang tersebut harus memperdalam penghayatan dan menguatkan kekuatan kebatinannya dan meningkatkan kepekaan rasa dan kemampuan sugestinya pada bentuk-bentuk keilmuan. Kekuatan ilmunya akan sejalan dengan kemampuannya mengsugesti sukmanya untuk menyatu dalam penghayatan kebatinannya. Untuk maksud itu para penganut kebatinan akan banyak melakukan perenungan-perenungan, laku tirakat dan puasa, menyepi, semadi, bahkan tapa brata. Amalan tersebut di atas (amalan ilmu yang sama), bila dilakukan oleh orang yang menganut ilmu gaib dan ilmu khodam, setelah ilmu tersebut diturunkan kepadanya, orang tersebut hanya perlu keyakinan / sugesti bahwa kapan saja ilmu itu diamalkan, ilmu itu akan bekerja.

Orang tersebut tidak mengandalkan kekuatan sukmanya, karena yang bekerja adalah kekuatan sugesti pada amalan ilmu dan khodamnya, bukan sukmanya, dan tidak perlu tahu arti kalimat-kalimat dalam amalannya, hanya perlu menghapalkannya dan mengsugesti dirinya bahwa ilmu itu akan bekerja kapan saja amalannya diamalkan. Kekuatan ilmunya tergantung pada kekuatan (konsentrasi) sugestinya dan penyatuan dengan khodamnya. Dalam hal ini penerapan ilmu gaib dan ilmu khodam memiliki kelebihan kepraktisan dalam penggunaannya dibandingkan ilmu kebatinan, tetapi pada saat mempraktekkannya, orang tersebut harus hapal dengan bacaan mantra / amalan ilmunya, tidak boleh lupa. Karena bersifat ilmu gaib dan ilmu khodam, mantra-mantra hanya akan bekerja dengan baik pada orang-orang yang mempunyai kekuatan sugesti pada amalannya dan yang telah menerima transfer energi / khodam ilmunya (diijazahkan).

Bagi yang ingin belajar sendiri, belajar jarak jauh, dan belum mempunyai kekuatan sugesti pada amalannya, atau belum menerima khodam ilmunya / transfer energi, dengan usahanya sendiri membaca / mewirid suatu amalan ilmu biasanya tidak akan banyak berguna. Sekalipun ada kegaiban sesudahnya, biasanya tidak besar kekuatannya. Karena itu untuk keberhasilannya penganut ilmu gaib dan ilmu khodam akan banyak bergantung pada sosok guru yang memberi ilmu, dan untuk menambah keilmuannya orang-orang itu akan belajar kepada banyak guru dan akan mengkoleksi banyak amalan ilmu. Contoh lain, misalnya ilmu pengasihan dan penglaris dagangan. Pada orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam, mereka akan membacakan / mewirid amalan gaib untuk ilmu pengasihan dan penglaris dagangan itu. Kekuatan ilmunya bergantung pada kemampuan mereka mengsugesti amalan ilmu gaibnya atau mengsugesti kegaiban khodamnya untuk melaksanakan ilmu pengasihan dan penglaris dagangan (ditambah sesaji tertentu untuk khodamnya).

Mereka harus hapal dengan bunyi mantranya. Bagi orang yang menekuni kebatinan, mereka tidak perlu hafal dengan mantrany,  cukup tahu ilmu dan cara kerjanya. Dengan demikian yang merka lakukan adalah mensugesti sukmanya untuk menciptakan suasana gaib yang teduh dan menyenangkan orang banyak, hingga banyak orang suka kepadanya, suka datang ke tempat usahanya, mengobrol dan berbelanja. Suasana gaib itu disugestikan oleh pancaran dalam radius 5 meter hingga 100 meter 


Mengunjungi Makam Wali Allah, Sultan Suriansyah

Makam Sultan Suriansyah   S ultan Suriansyah, berasal dari keturunan raja-raja Kerajaan Negara Daha. Ia merupakan Raja Banjar pertama yan...